Khotmil Qur`an dan Ta`aruf Ma`hadi di Awal Tahun Ajaran Baru 2022-2023
Kamis, 1 September 2022, Ma’had Al-Jami’ah UIN Khas Jember menggelar acara Khotmil Qur’an dan Ta’aruf Ma’hady di Gedung Teater pada pukul 18.30 WIB. Kegiatan ini dihadiri oleh wakil rektor tiga UIN Khas Jember, pengelolah ma’had, pengasuh, murobbi-murobbiyah, musyrif-musyrifah, dan segenap mahasantri Ma’had Al-Jami’ah tahun ajaran 2022-2023.
Acara dimulai dengan khotmil qur’an, yaitu pembacaan surah at-Takatsur sampai an-Naas, tahlil, dan do’a. Setelah itu, dilanjutkan dengan sambutan dari wakil rektor tiga dan pengenalan direktur ma’had, pengasuh, murobbi-murobbiyah, dan musyrif musyrifah. Selain itu, direktur dan para pengasuh juga menyampaikan wejangan kepada mahasantri sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan sebagai mahasantri di Ma’had Al-Jami’ah.
Pada sesi sambutan, Dr. Hepni, S.Ag., M.M., Wakil rektor tiga UIN Khas Jember, menjelaskan bahwa selain penting untuk mengenal sesama mahasantri dan mengenal pengelolah serta pengasuh ma’had, yang tidak kalah penting juga adalah mengenal iklim ma’had sehingga mahasantri dapat memposisikan dirinya serta beradaptasi dengan baik. Selain itu, Wakil rektor yang membawahi ma’had ini juga menyampaikan panca jiwa santri yang harus diiplementasikan oleh mahasantri, diantaranya yaitu keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, persaudaraan, dan penghormatan kepada yang lain. Dalam penutup sambutan, beliau memberikan kunci sukses mahasantri yang disarankan untuk diaplikasikan juga dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya akan memberikan kunci kesuksesan yang jika dilakukan, kelak insyaAllah akan menjadi orang sukses. Empat kunci kesuksesan tersebut disingkat RUMI, R artinya Responsibility, yaitu dapat bertanggung jawab atas amanah yang diberikan oleh orang tua. U memiliki makna Unggul, teutama dalam bidang afektif. M artinya Meaningful, yaitu kebermaknaan. Dan I adalah Inspiratif” tambahnya.
Saat pengenalan diri, Kiai Fathor Rahman, M.sy. selaku Direktur Ma’had Al-Jami’ah juga menjelaskan bahwa menjadi seorang mahasantri tidak cukup mengenal lingkungan ma’had saja, namun juga penting untuk mengenal diri sendiri. Dalam hal ini, Direktur ma’had menjabarkan makna kata santri (?????) yang terdiri dari huruf sin, nun, ta’, ro’, dan ya’. Sin, yaitu Saatirun an-Uyuub, artinya menutupi kesalahan orang lain. Nun mengandung makna naaibun an-Syuyukh, sebagai penerus para guru atau kader ulama’. Ta’, singkatan dari Taarikun an-Ma’ashi, meninggalkan kemaksiatan. Ro’, ialah Rooghibun fil Khoir, senang melakukan kebaikan. Dan Ya’ bermakna yakin dalam segala hal.
Dalam kesempatan yang sama, masing-masing pengasuh juga memberikan wejangan kepada mahasantri. Dan setelah itu dilanjutkan dengan pengenalan biodata murobbi-murobbiyah, dan musyrif-musyrifah. (silfiy)