Mayoran, Tradisi Unik Pesantren Salaf, Dilestarikan di Ma`had Al-Jami`ah
Mayoran, Tradisi Unik Pesantren Salaf, Dilestarikan di Ma`had Al-Jami`ah
Berbicara tentang santri, tidak akan lepas dari tradisi-tradisi unik dan khasnya. Begitu pula yang dilakukan oleh mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Blok Abu Bakar.
Blok Abu Bakar adalah blok yang dihuni oleh mahasantri putra. Salah satu tradisi santri yang dilestarikan di blok Abu Bakar adalah tradisi makan bersama sak lemek an (satu wadah) atau yang sering disebut “mayoran” yang dilakukan setiap Jumat malam.
Ketika diwawancarai, Ali selaku murobbi blok Abu Bakar menyampaikan bahwasanya, tujuan dilestarikannya tradisi mayoran ini adalah untuk mempertahankan nuansa kesalalafian pesantren di Ma’had AlJami’ah.
“Mayoran itu agar nuansa kesalafian dalam pesantren tetap terjaga meski mereka berada dalam lingkungan kampus. Serta menjalin kekompakan sekaligus silaturrahim santri agar bertambah erat dan terjalin kerukunan dalam bingkai kekeluargaan,” terangnya.
Ali menyebutkan pula bahwasanya kegiatan mayoran ini dilakukan dengan iuran dari seluruh mahasantri.
“Tradisi yang dilestarikan ini diadakah dan dianggarkan oleh pengurus dan santri sendiri. Teknisnya, santri melakukan iuran dengan uang pribadi sejumlah 5000. Iuran tersebut tentunya tidak hanya santri saja melainkan juga dilakukan oleh pengurus dari jajaran musrif dan murobbi,.” Imbuhnya.
Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan hati para mahasantri yang ikut kegiatan mayoran, sebelum melakukan mayoran santri dipastikan sudah melakukan cuci tangan ditempat cuci tangan yang sudah disediakan di blok Abu bakar. Selain itu, santri juga dites suhu di stand termogan yang sudah disedikan.
Sementara itu Kiai Amir Firmansyah, pengasuh blok BA, juga menyampaikan bahwa tradisi ini secara implisit membangun keakraban antar pengurus dan santri. Mengajak dan mengajari santri blok Abu Bakar, bahwa kebersamaan adalah salah satu hal yang penting dan dijaga. Sebagaimana tuntunan yang telah diajarkan Nabi Muhammad Saw.
Dari Wahsyi bin Harb dari ayahnya dari kakeknya bahwa para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang?” Beliau bersabda, “Kemungkinan kalian makan sendiri-sendiri.” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberi berkah padanya.”(HR. Abu Daud). (Rika& Shdq)