Muwada`ah Virtual Simbol Perpisahan Periodesasi Mahasantri Angkatan 2020-2021
Muwada’ah Virtual Simbol Perpisahan Periodesasi Mahasantri Angkatan 2020-2021
Ma’had Al-Jami’ah UIN KHAS Jember mengadakan Muwada’ah Virtual dalam rangka perpisahan periodesasi mahasantri angkatan 2020-2021 pada Sabtu, 10 Juli 2021. Kegiatan ini diadakan secara virtual dengan menggunakan platform Zoom dan dihadiri oleh para pengelolah ma’had, Wakil Rektor UIN KHAS Jember bagian Kemahasiswaan, Dr. Hepni, S.Ag., M.M., dan juga mahasantri Mah’had Al-Jami’ah.
Kiai Fathor Rahman, Direktur Ma’had Al-Jami’ah, melaporkan bahwa kendati masih dalam masa pandemi, Ma’had Al-Jami’ah tetap bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan, seperti ta’lim afkar, talim qur’an, dibaiyyah kubro, dan khotmil qur’an, meskipun dilakukan terbatas secara virtual. Ia juga melaporkan bahwa jumlah mahasantri Ma’had Al-Jami’ah periode 2020-2021 adalah 484 mahasantri, masing-masing tergabung dalam 33 kelas ta’lim virtual.
Kiai Fathor Rahman juga menuturkan bahwa muwada’ah ini bukan lah akhir untuk belajar, namun hanya perpisahan periodesai saja. Maka, diharapkan bagi mahasantri untuk selalu menggali wawasan. Selain itu, dengan adanya seminar beasiswa yang diadakan sebelum muwada’ah virtual ini, mereka bisa menjadikannya motivasi belajar dan bekal untuk mencapai cita-cita yang cemerlang.
“Muwada’ah virtual ini bukan akhir dari proses belajar kita, namun hanya menjadi perpisahan periodesasi saja. Makan kami harapkan bagi mahasantri untuk selalu menggali wawasan, dan bisa mengambil manfaat dari seminar-seminar beasiswa yang sudah dilaksanakan sebagai motivasi belajar dan bekal untuk mencapai cita-cita yang cemerlang,” tuturnya.
Di lain pihak, Dr. Hepni, S.Ag., M.M., dalam sambutannya menegaskan bahwa sebagai mahasantri setidaknya harus memiliki pancajiwa, yaitu keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, persaudaran, dan kebebasan atau demokratisasi. Mahasantri diharapkan kelak bisa menjadi insan ulul albab yang dijelaskan dalam Surah Al-imran ayat 191, yaitu memiliki tiga kompetensi: zikir, pikir, dan amal. Selain itu, mahasantri juga harus memiliki gambaran seperti syajarah thayyibah dalam Surah Ibrahim ayat 24, yakni memiliki dasar-dasar spiritual yang kokoh, dan dapat memberikan manfaat kepada lainnya. (Silfiah &Shdq)